Stasiun Bantingan ( Threshing )

24 Nov

Stasiun Bantingan ( Threshing )


                Gambar : Bantingan

Pendahuluan

Sebagaimana telah diterangkan didalam bab proses Rebusan, maka perebusan yang dilaksanankan menurut syarat – syarat optimal harus menghasilkan, antara lain :

  • Buah harus melepas atau sekurang – kurangnya mudah melepas dari tandannya.
  • Daging buah telah menjadi cukup lunak / lembek.

Pemipilan adalah proses yang secara menyusul setelah proses perebusan dan bertujuan melepaskan / memisahkan semua buah dari tandannya. Dalam proses pemipilan, walaupun telah dilakukan seafisien mungkin tetapi beberapa kerugian kadang – kadang masih juga dialami antara lain :

  • Didalam tandan yang dipipil kadang – kadang masih terdapat beberapa butir buah yang tidak dapat keluar, meskipun sudah terlepas dari tandannya.
  • Benturan – benturan yang terjadi terhadap tandan didalam alat pemipil mengharuskan agar semua buah terlepas dan keluar dari tandannya, tetapi hal ini ternyata juga mengakibatkan kerusakan terhadap daging yang telah menjadi lemak karena perebusan.

Dengan menggunakan alat pemipil yang tepat dan disertai cara penggunaannya yang baik, maka harus diusahakan agar tujuan pemipilan dapat terpenuhi semaksimal mungkin, yang berarti pemipilan dengan tingkat kerugian yang serendah mungkin dapat dicapai.

Kerugian didalam proses pemipilan.

Kerugian yang dimaksud dapat terjadi disebabkan :

  • Langsung oleh pemipilan
  • Tidak langsung oleh pemipil ( diluar pemipilan ).

Hal ini dapat dibedakan sebagai berikut :

  1. Kerugian Minyak terserap oleh tandan kosong
  2. Kerugian Minyak didalam buah yang tidak terlepas/terpisah atau buah yang masih tertinggal didalam tandan.

Factor yang berpengaruh tehadap taraf kerugian ini adalah terutama :

  • Kriteria panen dan mutu buah yang diterima
  • Metode/cara perebusan yang dilakukan
  • Model/jenis alat pemipil yang dipergunakan

Kerugian Kategori A

  • Didalam Bab Proses Perebusan telah diterangkan bahwa semakin tinggi taraf kematangan buah dan semakin lama waktu perebusan, maka akan semakin besar kemungkinan bahwa Minyak akan meleleh keluar dari daging buah selama perebusan, karena daging telah menjadi terlalu lunak atau karena daging buah memang telah tidak utuh lagi sebelum perebusan ; umpamanya pada buah busuk atau pada tandan buah yang mengalami bantingan – bantingan berat yang menyebabkan buah dipermukaan tandan hancur/lumat dll.

    Mudah dimengerti bahwa akibat dari gejala tersebut diatas maka Minyak meleleh terutama dari buah – buah yang hancur/lumat tadi dan terbawa keluar bersama air Kondensat Rebusan pada saat dilakukan pengurasan ( Blow Down ). Sebahagian dari Minyak ini akan terbuang bersama Kondensat, tetapi masih dapat diperoleh kembali sebagai Minyak yang bermutu rendah pada proses pengutipan Fat Pit, sedangkan sebahagian lagi akan terserap pada tandan dan ikut terbuang bersama tandan – tandan kosong pada proses pemipilan.

    Kerugian tersebut diatas pada hakekatnya terjadi diluar pemipilan sehingga kurang tepat jika dipergunakan untuk menilai pekerjaan pemipilan tetapi sangat berpengaruh, sehingga harus mendapat perhatian cukup dalam penilaian kerugian Minyak yang terserap oleh tandan kosong.

  • Kerusakan daging buah yang disebabkan oleh benturan – benturan selama pemipilan dapat berakibat penerapan Minyak oleh tandan. Kemungkinan ini tidak dapat dihindarkan akibatnya tetapi masih mungkin dikurangi yaitu dengan melakukan pengisian alat Pemipil ( Stripper ) secara teratur dan tidak berlebihan ( Over Capacity ) agar benturan antara tandan dengan buah – buah lepas yang rusak dagingnya tersebut menjadi lebih singkat waktunya.

 Kerugian Kategori B

  • Pemuatan yang berlebihan pada alat pemipil akan mengakibatkan meningkatnya kerugian karena menurunnya effect bantingan/benturan terhadap tandan.

    Bantingan yang cukup harus berakibat buah melepas dan keluar dari tandannya untuk kemudian keluar melalui kisi – kisi dari alat pemipil.

    Pemipil yang kurang sempurna juga menyebabkan peningkatan kerugian karena buah tidak cukup terlepas dari tandannya sebagai akibat dari proses kimiawi physica yang tidak/kurang sempurna didalam perebusan.

    Gejala ini akan lebih banyak dijumpai pada tandan yang berada pada taraf kematangan rendah ( buah mentah, dll ) dari pada buah yang cukup matang.

    Untuk menghindari kerugian yang berlebihan maka tandan yang tidak cukup terpipil dimaksud diatas harus direbus kembali. Pengulangan perebusan dan pemipilan berarti penurunan Output dari instalasi ( penurunan effisiensi dalam pekerjaan ) juga memperbesar kerugian tersebut dalam kategori A

    Dengan perebusan yang cukup dan pemipilan yang baikpun kadang – kadang masih dijumpai tandan dengan gejala tersebut dalam ( b ) yaitu bahwa buah tidak dapat terlepas dari tandannya dan biasanya buah jenis ini disebut buah “abnormal”

    Perebusan dan pemipilan kembali buah abnormal tidak akan memberikan hasil, melahan sebaliknya memperbesar kerugian tersebut dalam kategori A dan menurunkan Output Instalasi ( Penuruanan effisiensi dalam pekerjaan ).

    Buah abnormal ini walaupun telah mengalamiperebusan ulangan, tenyata masih saja sulit untuk melepas buah dari tandannya. Kelainan dari buah tersebut adalah “Penyakit” dan tidak dapat diatasi didalam Pabrik.

Penelitian terhadap Proses Perebusan dan Proses Pemipilan.

Untuk dapat mengetahi apakah proses perebusan dan pemipilan telah terlaksana dengan baik, maka tandan – tandan kosong yang keluar dari alat pemipil harus diteliti dan dianalisa.

Seorang petugas mengamati tandan kosong yang keluar dari alat pemipil. Tandan yang kelihatan tidak cukup terpipil, dikeluarkan dari conveyor tandan kosong dan dikumpulkan untuk kenudian direbus kembali ( perebusan ulang ).

Dengan mengambil contoh tandan kosong yang keluar dari pemipilan maka dapat diteliti hal – hal sebagai berikut :

  • Banyaknya tandan kosong yang harus direbus ulang dalam satu hari. Hal ini dipakai dalam menghitung berkurangnya kapasitas PKS karena pekerjaan ulangan dan bila perlu mengadakan penyesuaian dan perobahan terhadap lamanya proses perebusan.
  • Jumlah buah yang masih terdapat didalam tandan kosong dianalisa secara teratur untuk dihitung besarnya kerugian yang timbul karena hal ini berhubungan dengan effisiensi / rendement PKS.
  • Pada selang waktu tertentu tandan kosong harus diambil untuk dianalisa Minyak yang terikut ( terserap ) didalam janjang kosong tersebut karena hal ini juga merupakan kerugian yang berhubungan dengan rendement Minyak yang dihasilkan.

Dari beberapa data tersebut maka akan diperoleh angka kerugian :

  1. Minyak didalam buah tertinggal
  2. Minyak didalam janjang kosong

Angka ini bersama dengan angka kerugian dibagian pengolahan yang lain akan memberikan gambaran mengenai rendement dari pengolahan dalam keseluruhan dan sangat penting untuk mengadakan perbaikan didalam pengolahan baik mengenai cara bekerja maupun mengenai peralatan pengolahan.

Alat – alat Pemipil ( Thresher )

Hingga kini hanya ada 2 type alat pemipil yang lazim digunakan didalam Pabrik Minyak Kelapa Sawit, karena kedua type ini sajalah yang memberikan hasil pemipilan yang memuaskan ( rational ).

Kedua alat pemipil itu adalah :

  1. Pemipil dengan lengan pemukul ( Seater Arm type )
  • Alat type ini lazimnya digunakan pada Pabrik dengan kapasitas pengolahan yang terbatas = 4 – 5 ton TBS per jam.
  • Pemipilan dengan type ini pada dasarnya karena pemukulan tandan oleh lengan – lengan yang diikat pada sumbu ( bersama ) yang terpasang dibawah palung pemipilan sedemikian rupa sehingga ujung – ujung lengan itu yang menyelip diantara celah – celah palung pemipilan membentuk bangun spiral yang melingkari sumbu.

 Tromol Pemipil ( Rotary Drum type )

  • Daya pemipilan dari type ini dapat mencapai 25 s/d 35 ton TBS/jam. Tromol Pemipil berbentuk silinder yang dibangun dari batang – batang besi memanjang sepanjang Tromol yang terpasang mendatar dan berpusing pada sumbu mendatar atau pada empat buah titik tumpu ( Shaft Less ).
  • Batang – bantang besi berbentuk huruf “T” terpasang berantara sehingga buah dapat lolos diantara celah – celah keluar dari dalam Tromol selama pemipilan.
  •  Garis tengah dari lingkaran silinder berkisar antara ± 2 meter dengan panjang Tromol berkisar antara 4 s/d 5 meter. Jika ruangan didalam Pabrik mengizinkan dianjurkan untuk memilih Tromol berukuran panjang.
  • Dasar dari pada pemipilan dengan romol Pemipil ini adalah sentakan yang ditimbulkan oleh bantingan yang dialami oleh tandan yang sedang dipipil.

    Tiap tandan yang masuk kedalam tromol pemipil yang sedang berpusing akan “melekat” pada dinding Tromol dan ikut berputar/terangkat karena pengaruh gaya sentrifugal. Tandan ini kemudian terlepas dan jatuh membentur dindidng Tromol karena pengaruh gaya gravitasi. Demikian berulang kali selama pemipilan tandan terangkat dan jatuh.

    Sentakan pada jatuhan itu menyebabkan bauh rontok lepas/keluar dari tandannya untuk kemudian melalui celah diantara batang besi keluar dari Tromol pemipilan dan masuk kedalam conveyor pengantar menuju Elevator.

  • Untuk memudahkan/memperlancar tandan bergerak keluar dari Tromol Pemipil dengan effect pemipilan yang optimal, dipasang plate pada dinding sebelah dalam dari Tromol sedemikian rupa sehingga membentuk alur spiral.

    Pemsasangan plate dengan tepat penting artinya terutama jika tidak dapat dijamin sepenuhnya bahwa Tromol Pemipil dimuati secara teratur, untuk menghindarkan pencampuran tandan yang masih penuh dengan tandan yang sudah habis/hampir habis terpipil yang akan menjadi penyebab meningkatnya kerugian Minyak terserap dalam tandan kosong.

  • Kecepatan berpusing dari Tromol Pemipil harus ditentukan secara tepat untuk mencapai effect pemipilan yang optimal. Andan yang sedang dipipil tidak boleh hanya berguling saja pada bahagian baeah dari dinding, tetapi juga tidak boleh tetap ikut melekat pada dinding silinder yang berpusing.

    Kecepatan berpusing harus sedemikian rupa sehingga praktis semua tandan yang sedang dipipil berulang kali terangkat setinggi mungkin pada dinding silinder, untuk kemudiann jatuh ; sebab dengan demikian baru akan diperoleh pemipilan yang dikehendaki.

    Kecepatan berpusing atau jumlah pusingan setiap menit dapat dinyatakan dalam bentuk rumus empiris sbb :

    n = [40 / (D-d)]√( D – d)/2

n = Jumlah pusingan per menit

40 = Angka ketetapan

D = diameter sebelah dalam dari silinder ( dalam meter )

d = diameter terkecil tandan diukur pada bahagian yang

tertebal ( dalam meter )

Contoh :

Misalkan : D = 2 meter

d = 0,3 meter

Sehingga (D – d)/2 = 0,85 meter

Maka n = 40 √ 0,85 = ~ 22 pusingan/menit

1,7

Kesimpulan :

D adalah : Tetap untuk suatu Tromol Pemipil yang tidak berubah.

n adalah : Jumlah pusingan/menit yang harus disesuaikan dengan

besar ( rata – rata ) dari tandan yang harus dipipil.

Sehingga untuk harga n yang sudah ditetapkan akan terdapat tandan besar/berat ( = lebih besar / berat dari rata – rata ) yang tidak cukup tinggi terangkat ( = bantingan kurang ), tetapi sebaliknya ada kemungkinan akan terdapat tandan yang berukuran lebih kecil/ringan dari rata – rata atau yamg mula – mula sesuai dengan ukurannya/beratnya dengan n = 22 tetapi sesudah kehilangan sebagian besar dari buahnya menjadi lebih kecil/ringan akan ikut berputar pada dinding silinder.

Jelaslah bahwa juga Tromol Pemipil type B, sebagaimana halnya Pemipil type A, tidak secara 100% memenuhi kehendak kita.

Tinggalkan komentar